Kebudayaan Hindu sangat berpengaruh dalam perkembangan seni di Jawa Barat terutama di Cirebon. Berbagai seni rupa,seni tari,dan seni sastra menjadi peninggalan yang terlihat sampai sekarang. Dari berbagai kesenian tersebut kesenian tarilah yang mampu berkembang sangat pesat, salah satunya adalah tari Ronggeng Bugis yang ada di Cirebon.
Tari Ronggeng Bugis awalnya adalah kesenian yang ada di daerah Cangkring, pelaku seninya bernama bapak Tiswo. Saat itu tahun 1994 akan diadakan Festival Kesenian Jawa-Madura, untuk persiapan acara tersebut akhirnya diangkat oleh tiga pelaku yaitu, pak Tiswo, Budayawan Cirebon Pak Kartani, dan yang seniman Bapak Handoyo (alm).
Tari Ronggeng Bugis ini berasal dari ronggeng yang artinya penari wanita dan bugis berarti suku dari daerah Sulawesi Selatan. Tari Ronggeng Bugis muncul saat Sunan Gunung Jati membangun Kesultanan Cirebon. Tarian ini diciptakan oleh Sunan Gunung Jati sekitar 1482M ( 3 tahun masa pemerintahan Sunan Gunung Jati di Cirebon ). Kasultanan Cirebon mengalami pemberontakan dari Kerajaan Galuh Pajajaran karena Sunan Gunung Jati dianggap melindungi Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi adalah pemimpin Kerajaan Pajajaran, tetapi banyaknya pemberontak yang menginginkan tahta rajanya maka dari itu Prabu Siliwangi membangun kasultanan-kasultanan kecil didalamnya untuk bersama-sama melawan pemberontak dan bisa merebut kembali Kerajaan Pajajaran.
Tari Ronggeng Bugis ini menceritakan tentang penyamaran prajurit Kasultanan Cirebon yang menjadi seorang penari wanita, dengan tujuan agar mengetahui strategi dan rencana yang dibuat oleh Kerajaan Galuh Pajajaran. Tari Ronggeng bugis juga sering disebut Telik Sandi yang artinya strategi lain yang berbentuk penyamaran yang berada diluar rencana yang sudah tersusun.
Tari Ronggeng Bugis ini ditarikan oleh prajurit kasultanan dan pelaut Bugis yang pada saat itu singgah di Pelabuhan Cirebon, Sunan Gunung Jati mengizinkan mereka untuk singgah asalkan mereka mau membantu menjadi pasukan Telik Sandi atau Ronggeng Bugis di kerajaan dan menganut ideologi agama Islam. Tari Ronggeng Bugis dipimpin oleh seorang panglima wanita, yang menjadi anak angkat Sunan Gunung Jati yaitu bernama Nyi Mas Gandasari.Tari Ronggeng Bugis ditarikan dengan gerakan yang bisa memikat hati dan bisa mendapatkan beberapa informasi dari musuh. Oleh karena itu, tarian ini merupakan tarian yang sangat bersejarah yang memiliki nilai kepahlawanan dalam bidang seni di Kasultanan Cirebon.
Selain sejarah Tari Ronggeng Bugis yang dijelaskan diatas, berikut ini adalah perkembangan sejarah Tari Ronggeng Bugis di Sanggar Pringgading Plumbon dimulai dari dedikasi Bapak Handoyo (alm) yang saat itu menjadi seorang koreografer di Kacirbonan sekaligus sebagai pendiri Sanggar Pringgading, awalnya beliau mengajarkan Tarian Ronggeng Bugis di Keraton Kacirbonan kemudian berkat adanya dukungan dari petinggi keraton maka Tari Ronggeng Bugis mulai dikenal oleh masyarakat dan mulai diajarkan oleh Alm. Pa Handoyo di Sanggar Pringgading untuk menjadi seni pertunjukkan yang unik dan menarik bagi masyarakat karena baru adanya jenis tarian yang sifatnya menghibur karena kebanyakan seni tari hanya menampilkan gerakan yang biasa dan tidak ada yang anehnya tetapi sejak kesenian Ronggeng Bugis muncul Cirebon mempunyai seni tari yang aneh dan menghibur para penonton. Alasan pa Handoyo mengangkat Tari Ronggeng Bugis ini karena beliau menganggap tarian ini adalah bagian dari sejarah Cirebon.
Tari Ronggeng Bugis mulai dikenal oleh masyarakat Cirebon pada tahun 1994 dan berkembang di Sanggar Pringgading mulai dari tahun 2017 hingga sekarang karena peran serta Bapak Handoyo dan kawan-kawannya. Para penari di sanggar ini mulai dari usia remaja hingga orang dewasa. Hal ini juga bisa menjadi daya tarik masyarakat bahkan dinas kebudayaan dan pariwisata untuk bekerjasama dengan Sanggar Pringgading dan ikut melestarikan tari tradisi yang ada di wilayah Cirebon khususnya Tari Ronggeng Bugis.
sumber dari :
https://m.facebook.com/notes/gunung-jati-cirebon/ronggeng-bugis-sebuah-karya-seni-unik-yang-multi-kultur/10151281720733190/
https://images.app.goo.gl/6dQi3BYc4dsDiAYk9
0 Komentar