Pada awal tahun 1990 setelah tari ronggeng bugis diajarkan di Keraton Kacirebonan oleh Bapak Handoyo (alm) dengan dukungan Pangeran Yusuf Dendabrata, maka Ronggeng Bugis mulai dikenal oleh masyarakat luas yaitu di luar Keraton Kacirebonan. Tari Ronggeng Bugis ini dikembangkan oleh alm. Bapak Handoyo dan pertama kali dipentaskan pada acara Festival Keraton Nusantara 1994, selanjutnya tari Ronggeng Bugis selalu diikutsertakan dalam acara Festival Nusantara tersebut yang dimulai pada tahun 1994 di Yogyakarta.

Tari Ronggeng Bugis dibawakan oleh duta budaya Pramuka Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon ke berbagai daerah. Keikutsertaan tari Ronggeng Bugis tersebut tidak terlepas dari peran pelatih dan para penari Ronggeng Bugis di Sanggar Pringgading.

Eksistensi tari Ronggeng Bugis di Sanggar Pringgading telah ditunjukkan dengan adanya pementasan-pementasan yang dilakukan. Sampai tahun 2019 ini tari Ronggeng Bugis masih eksis di Sanggar Pringgading dan telah diakui oleh masyarakat.

Untuk menjaga eksistensi yang ada pada tari Ronggeng Bugis Sanggar Pringgading mengajarkan anak-anak sekolah mulai dari siswa TK (Taman Kanak-kanak) sampai siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) bahkan ada orang yang sudah dewasa (ibu-ibu dan bapak-bapak) pun ikut dalam latihan tari Ronggeng Bugis.