Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki berbagai warisan kesenian. Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia (Hadi, 2000:18). Ada salah satu seni tari yang akan dibahas pada artikel ini yaitu, “Tari Ronggeng Bugis”.

Tari Ronggeng Bugis merupakan tari tradisi yang ada di Kabupaten Cirebon yang pertama kali diangkat menjadi pertunjukan oleh bapak Handoyo (alm). Tarian ini jika dilihat dari namanya mungkin beberapa masyarakat pasti berpikiran berasal dari Bugis Sulawesi Selatan, tetapi nyatanya tarian ini berasal dari Jawa Barat, Cirebon. Tarian ini termasuk kedalam tarian tradisional. Tari Ronggeng Bugis atau disebut juga Tari Telik Sandi, merupakan pertunjukan tari komedi yang dimainkan oleh penari laki-laki yang menggunakan busana wanita dan di beri Make-up mirip badut. Melihat muka mereka saja sudah terlihat kesan komedinya, apalagi jika mereka sudah mulai menari-nari akan terlihat lebih lucu dan menghibur para penonton. Meskipun tarian ini dilakukan oleh laki-laki tetapi gerakannya tidak kalah gemulainya dengan perempuan loh.. Tarian ini biasa dimainkan oleh 6 hingga 12 orang, dengan satu orang sebagai komandan tari. Tarian ini mengandung gerak-gerik yang sederhana namun lincah dan dinamis serta mengundang kelucuan.

Meskipun saat melakukan tarian ini lumayan sulit, karena terkadang sifat laki-lakinya muncul pada saat menari. Pakaian yang digunakan penari Ronggeng Bugis semacam kemeja perempuan bermotif, kain batik, selendang, serta ada beberapa tambahan aksesoris seperti bunga yang diletakkan diatas kepala, terkadang ada yang tiba-tiba jatuh pada saat pertunjukkan sedang dilaksanakan akan menambah gelak tawa yang spontan.

Tarian ini bukan menonjolkan identitas secara kelamin atau gender, yaitu antara laki-laki dengan perempuan, melainkan heroisme keperwiraan yang penuh dengan risiko, namun dikemas dengan cerdas dalam bentuk spionase (mata-mata).Tarian ini diberi nama Tarian Bugis awal mulanya karena pada masa Sunan Gunung Jati terbebas dari Kerajaan Pakuan Pajajaran dan beliau pun menyatakan merdeka lalu mereka membuat penyamaran sebagai seorang penari ronggeng yang dilakukan oleh pasukan Bugis yang ada di Cirebon pada saat itu. Ronggeng Bugis sendiri memiliki arti yaitu, Ronggeng yang memiliki makna sebagai penari perempuan sedangkan Bugis adalah nama dari salah satu suku yang ada di Sulawesi Selatan. Saat ini tari Ronggeng Bugis sudah menjadi salah satu seni pertunjukkan rakyat yang sangat menghibur. Namun belum banyak orang yang mengetahui tarian ini.

Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana eksistensi tari Ronggeng Bugis yang ada di Sanggar Pringgading Plumbon Cirebon. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tari Ronggeng Bugis di Sanggar Pringgading ini masih sangat eksis dan dikenal oleh masyarakat sekitar Cirebon. Jika tarian ini masih terus berkembang itu sangat baik agar kesenian ciri khas daerah kita tidak luntur, sebagai sarana pendidikan untuk anak-anak muda penerus bangsa.